Meningkatkan Kesehatan dan upaya Penurunan Stunting di Desa Jono, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan, DISNAKKAN Kab. Grobogan mengadakan Sosialisasi GEMARIKAN
Cegah stunting dan memastika...
2. Sumber air Air diperlukan sebagai perantara tanaman mengambil unsur hara dari tanah dan mendistribusikannya ke seluruh jaringan tanaman sebagai bahan baku dalam proses fotosintesa untuk kelangsungan produksi HPT. 3. Sarana dan prasarana komunikasi dan transportasi Kelancaran sarana dan prasarana dari lokasi penanaman ke pemasaran dan tempat pembelian bahan dan alat penanaman akan menentukan efisiensi usaha budidaya HPT. B. Pemilihan Benih/Bibit HPT dan Bahan PenanamanPenggunaan benih/bibit HPT yang bermutu akan menghasilkan efisiensi waktu, tenaga, biaya dan kelangsungan pertumbuhan dari rumput. Hal yang perlu diperhatikan adalah :1. Pemilihan benih/bibit yang akan ditanam harus disesuaikan dengan kondisi iklim dan lingkungan setempat 2. Mudah dibudidayakan dan dikembangkan 3. Menghasilkan produksi yang tinggi Bahan penanaman yang biasa digunakan adalah stek, stolon dan/atau pols : 1. Stek adalah batang rumput yang cukup umur, dipotong-potong sepanjang 20-30 cm dan terdiri 2-3 buku, dapat lebih tahan lama bila disimpan di tempat sejuk. 2. Stolon adalah potongan batang rumput yang menjalar di permukaan tanah dan membentuk tunas/anakan. 3. Pols adalah sobekan rumput yang terdiri dari 2-3 anakan. C. Pengolahan Tanah dan Penanaman Awal pertumbuhan rumput yang baik sangat tergantung pada pengaruh dari luar, waktu penanaman dan pengolahan tanah. Pada tanah tanpa irigasi dilakukan maka pengolahan tanah dan penanaman sebaiknya dilakukan pada musim hujan. Diperhitungkan juga jarak waktu antara pengolahan dan penanaman rumput. Pengolahan tanah bertujuan untuk mempersiapkan media tumbuh yang optimum bagi suatu tanaman. Tahapan pengolahan tanah dilakukan sebagai berikut :<br /> 1. Pembersihan lahan terhadap pohon, semak belukar atau tanaman lainnya.<br /> 2. Pencangkulan/pembajakan untuk memecah lapisan tanah menjadi bongkahan untuk mempermudah penggemburan selanjutnya. Dengan membalik lapisan tanah tersebut dan membiarkan beberapa saat, diharapkan mineralisasi bahan organik berlangsung lebih cepat karena aktifitas mikro organisme dipergiat, sehingga tanah menjadi masak. Diusahakan kedalaman pencangkulan ± 40 cm.<br /> 3. Penggemburan/penggaruan bertujuan untuk menghancurkan bongkahan besar menjadi struktur yang lemah dan sekaligus membebaskan tanah dari sisa perakaran tumbuhtumbuhan liar. Pada tanah yang miring, penggemburan dilakukan menurut kontur tanahnya, hal ini untuk memperkecil kemungkinan erosi. Setelah itu dibiarkan dahulu tanah tersebut ± 7 hari.<br /> 4. Bersamaan dengan penggemburan perlu dilakukan pemupukan dasar (N, P dan K) dengan kebutuhan per hektar 80 kg TSP, 60 kg KCl dan 110 kg urea.</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\">Metode penanaman dapat dilakukan dengan :<br /> 1. Stek, penanamannya dengan cara memasukkan ± % bagian dari panjang stek dengan kemiringan ± 30° atau dapat juga ditanam seperti tanaman tebu, yaitu stek dimasukkan kedalam tanah secara terlentang dengan jarak tanam :<br /> a. Tanah subur : (50x50)cm, (60x60) cm<br /> b. Tanah sedang : (75x75) cm<br /> c. Tanah kurang subur : (1x1) m</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\">2. Stolon, menanam dengan menimbuni bagian stolon yang berjarak 30-60 cm dari buku. Jarak tanam bervariasi yaitu (90x60) cm, (90x90) cm dan (60x120) cm.</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\">3. Pols (anakan), cara menanam seperti menanam padi, dengan kebutuhan setiap lubang 2 anakan. Jarak tanam bervariasi : (30x30) cm, (40x40) cm dan (50x30) cm.</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\">D. Pemeliharaan Kebun<br /> 1. Perawatan rumput dapat dilakukan dengan pendangiran ± 3-4 kali per tahun atau setiapkali pemangkasan, tergantung dari kondisi daerah masing-masing.<br /> 2. Pendangiran dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu : dengan cara membersihkan tanamanan liar, baru kemudian penggemburan tanah disekitarnya atau langsung<br /> dilaksanakan penggemburan tanah dengan cara pencangkulan disekitar rumpun<br /> rumput dengan membalikkan tanah tersebut.<br /> 3. Pemupukan yang bertujuan untuk memberikan zat zat makanan pada tanaman, mempertahankan kesuburan tanah dan memperbaiki struktur tanah.<br /> 4. Pengairan dilakukan ± 7 hari setelah dilaksanakannya pemupukan. Dalam pelaksanaan ini harus diperhatikan jangan sampai terdapat air yang menggenang, karena dapat menyebabkan kerusakan tanaman dan bahkan kematian tanaman.</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\">E. Pemanenan<br /> 1. Pada musim penghujan secara umum rumput sudah dapat dipanen pada usia 40 – 45 hari, sedangkan pada musim kemarau berkisar 50 - 55 hari. Jika pemanenan dilakukan lebih dari waktu tersebut, dapat menyebabkan kandungan nutrisi yang semakin turun dan batang semakin keras sehingga bahan yang terbuang (tidak dimakan oleh ternak) semakin banyak.<br /> 2. Panen pertama setelah tanam dapat dilakukan setelah rumput berumur minimal 60 hari. Apabila terlalu awal, tunas yang akan tumbuh kemudian tidak sebaik yang di panen lebih dari usia 2 bulan.<br /> 3. Pada saat dilakukan pemotongan batang rumput, sebaiknya ditinggalkan ± 10 cm dari permukaan tanah. Pemotongan batang tanaman yang terlalu pendek menyebabkan semakin lambatnya pertumbuhan kembali, namun jika batang yang ditinggalkan terlalu panjang maka tunas batang saja yang akan berkembang sedangkan jumlah anakan akan berkurang.<br /> 4. Pemanenan juga dapat dilakukan dengan cara renggutan langsung oleh ternak. Metode ini biasanya di lakukan pada jenis-jenis rumput yang tidak terlalu tinggi, tumbuhnya menjalar di tanah. Hal yang penting adalah populasi ternak yang harus disesuaikan dengan luasan lahan rumput agar tidak terjadi renggutan yang berat dan injakan yang parah.</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\">F. Peremajaan<br /> 1. Peremajaan rumput dapat dilakukan setelah tanaman mencapai umur 3-4 tahun atau setinggi-tingginya 4,5 tahun. Hal ini tergantung situasi dan kondisi lokasi tempat penanaman.<br /> 2. Pelaksanaan peremajaan rumput dapat dilakukan secara bertahap, yaitu diantara rumpun lama ditanam stek atau pols baru. Setelah tanaman tersebut mulai tumbuh dengan baik, maka rumpun lama dibongkar. Begitu seterusnya sehingga kebutuhan rumput potongan tetap tersedia. (Suwarna- Penyuluh Pertanian Pusat- BPPSDMP)