INSEMINASI BUATAN PADA KAMBING/DOMBA

INSEMINASI BUATAN PADA KAMBING/DOMBA

\r\n<p style=\"text-align: justify;\">IB adalah suatu proses perkawinan yang dilaksanakan dengan memasukkan semen ke dalam alat kelamin (saluran Reproduksi) ternak/hewan betina sehat dengan menggunakan alat inseminasi oleh manusia yang meniru proses alami, agar ternak/hewan tersebut manjadi bunting. Tujuan utama IB adalah untuk lebih mendayagunakan perbaikan mutu genetik (bibit) ternak melalui peningkatan efesiensi penggunaan pejantan unggul. Sedangkan yang dimaksud semen adalah mani yang berasal dari pejantan unggul, digunakan untuk inseminasi buatan.<br /> Salah satu kegiatan IB dapat dilakukan pada kambing/domba. Kambing/domba merupakan ternak yang memiliki keunggulan karena sifatnya yang adaptif terhadap bermacam-macam pakan hijauan serta berbagai keadaan lingkungan. Usaha budidaya kambing/domba memiliki prospek yang menjanjikan karena disamping banyaknya permintaan dalam negeri, kambing/ domba juga memiliki peluang sebagai komoditi ekspor.<br /> Kegiatan IB meliputi pengelolaan semen dan inseminasi. Adapun pengelolaan semen meliputi penampungan, pengenceran dan penyimpanan. Cara penampungan dapat dikumpulkan dari 2–3 kali ejakulasi. Volume semen setiap ejakulasi sekitar 0,3–1,2 ml. Pengenceran semen, kepadatan spermatozoa yang cukup aman untuk keberhasilan sekitar 100–200 juta/ml. Sedangkan kepadatan spermatozoa semen kambing/domba per ejakulasi berkisar 2–4,5 milyar/ml. Maka pengenceran dapat dilakukan 10–15 kali dan dosis inseminasi 0,25–0,5 ml.<br /> Dalam hal ini, semen yang telah dicampur dengan bahan pengenceran apabila untuk digunakan dalam waktu pendek (4–5 hari) dapat disimpan pada suhu 4–7 ° C (lemari pendingin) atau ke dalam straw guna penyimpanan pada suhu minus 192 °C (liquit nitrogen) untuk dibekukan.<br /> Keberhasilan IB sangat ditentukan oleh faktor teknik dan waktu inseminasi. Terdapat 3 (tiga) desposisi semen yaitu pada daerah uterus (intra uteri), daerah servix dan daerah vagina. Desposisi semen pada daerah uterus mempunyai keberhasilan paling tinggi, tetapi pelaksanaannya memerlukan peralatan mahal dan keterampilan yang memadai. Desposisi semen pada daerah servix mempunyai keberhasilan yang cukup, sedang pada daerah vagina keberhasilannya cukup rendah.<br /> Sebagai upaya untuk meningkatkan keberhasilan IB kambing/domba yang siap di IB yaitu ternak birahi ditempatkan di kandang atau tempat pemacek dengan bagian belakang lebih tinggi dari bagian muka (Grandel), hal ini memperlancar transportasi semen. Servix harus terletak lurus dengan arah lubang vagina.<br /> Sedangkan yang dimaksud birahi adalah suatu kondisi dimana kambing/domba betina siap atau bersedia dikawini oleh pejantan dengan disertai gejala yang khas. Sedangkan yang dimaksud dengan semen beku adalah semen yang berasal dari pejantan terpilih yang diencerkan sesuai prosedur dan dibekukan pada suhu minus 196°C.<br /> Untuk alat bantu IB adalah vaginoscope (alat untuk menguak vagina) yang berupa tabung gelas dengan diameter 2 – 3 cm. Selain itu, dapat pula digunakan speculum. Agar mudah dimasukkan ke dalam vagina, speculum/vaginascope diolesi dengan vaselin steril. IB dilaksanakan dengan memasukkan cateter (selang kecil) dari tabung penyemprot semen. Semen disemprotkan ke dalam servix dengan perlahan-lahan, untuk IB dengan menggunakan semen beku alat penyemprotannya dapat menggunakan senapan inseminasi seperti yang digunakan untuk IB sapi.<br /> Pemilihan bibit ternak kambing/domba hendaknya berasal dari daerah sumber bibit yang telah ditetapkan dan atau perusahaan yang memiliki izin usaha pembibitan. Pemilihan ternak kambing/domba, hendaknya memenuhi kriteria, baik umum maupun khusus. 1) Kriteria Umum : a. kambing/domba bibit harus sehat dan bebas dari segala cacat fisik seperti : cacat mata (kebutaan), tanduk patah, pincang, lumpuh, kaki dan kuku abnormal serta tidak terdapat kelainan tulang punggung atau cacat fisik lainnya; b. semua kambing/domba bibit betina harus bebas dari cacat alat reproduksi, kambing/domba yang abnormal serta tidak menunjukkan gejala kemandulan; c. kambing/domba bibit jantan harus siap sebagai pejantan serta tidak menderita cacat pada alat kelaminnya. 2) Kriteria Khusus : a. bibit ternak kambing/domba betina umur 8–12 bulan, berat badan kambing 12–16 kg dan ternak domba 18–20 kg, berasal dari keturunan yang sehat dan tidak pernah terserang penyakit menular, induk yang akan dipilih berasal dari keturunan yang baik dan mampu melahirkan anak 2–3 ekor setiap kelahiran, dapat beranak 3 kali dalam waktu 2 tahun atau beranak setiap 7 bulak sekali, mempunyai daya pertumbuhan badan yang lebih cepat, mempunyai kemampuan menyesuaikan diri dengan pakan yang tersedia. b. Bibit ternak kambing/domba jantan : Umur 9–12 bulan, Berat Badan ternak domba 18–20 kg, dada lebar dan dalam, badan panjang dan punggung rata, otot tubuh kuat dan padat.<br /> Dengan terpenuhinya kriteria-kriteria tersebut di atas, diharapkan hasil IB yang diperoleh juga tidak akan mengecewakan sesuai dengan yang diinginkan.</p>

Informasi Lainnya