Meningkatkan Kesehatan dan upaya Penurunan Stunting di Desa Jono, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan, DISNAKKAN Kab. Grobogan mengadakan Sosialisasi GEMARIKAN
Cegah stunting dan memastika...
\r\n<p style=\"text-align: justify;\">Untuk mendapatkan hasil yang baik dari pemeliharaan domba, faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah jenis bibit yang dipelihara harus dari hewan yang baik, termasuk bibit unggul dan keturunan yang baik ; jenis makanan yang diberikan terdiri dari hijauan dan penguat secara teratur dan baik ; kandang, hendaknya kandang yang dipakai adalah kandang yang mempunyai manfaat bagi domba antara lain dapat melindungi ternak dari panas, kedinginan, kehujanan dan gangguan-gangguan lainnya ; memudahkan dalam pemeliharaan, pemberian makanan dan minuman serta pengontrolan penyakit dan mudah untuk pembuangan kotoran. Hendaknya kandang letaknya jauh dari rumah, sehingga tidak menimbulkan bau ke dalam rumah, tempatnya kering dan tidak lembab, sirkulasi udara cukup baik. Hal ini mempengaruhi kesehatan hewan. Kesehatan hewan menjadi salah satu hal yang penting. Berbagai penyakit sangat rentan terhadap ternak. Salah satunya penyakit cacing.</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\">Pada umumnya cacing yang menyerang domba adalah cacing Haemonochus Sp. Umumnya cara penularan cacing disebabkan karena domba makan rumput yang diambil dari pinggir kali, selokan atau tempat-tempat yang berair dan lembab karena telur cacing/larva atau cacing terdapat di rumput.Siklus hidup Haemonchus Sp : Larva menetas dari telur dalam feses infeksi setelah 2 kali merubah diri. Infeksi pada sapi dan domba terjadi pada alat pencernaan. Pada kasus Haemonchus sp, infeksi dapat menembus kulit. Perkembangan selanjutnya sebagian dalm benjolan-benjolan, sebagian dalam lekukan dan mukosa saluran pencernaan. Tanda tanda hewan yang terkena penyakit cacing Haemonochus Sp yaitu Anemia (kurang darah) ; Tubuh kurus, kulit kasar dan bulu kusam; Kehilangan nafsu makan ; Diare (mencret) ; Konstipasi (sulit buang air) bila infeksinya berat; Di jumpai gumpalan darah di dalam abomasumnya.</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\">Penyakit cacing biasanya dianggap ringan oleh peternak sehingga kurang diperhatikan. Penyakit ini dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar tanpa disadari peternak. Oleh karena itu disarankan selain pelaksanaan tatalaksana peternakan yang baik juga pemberian obat cacing dapat dilaksanakan secara teratur sebab tindakan pencegahan adalah jauh lebih baik dari pada pengobatan hewan.</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\">Perbaikan tatalaksana dari peternakan seperti : Ternak tidak digembalakan pada waktu musim hujan dimana larva cacing sedang meninggi ; Rumput sebaiknya diambil dari daerah dimana ternak tidak digembalakan (dipinggir perkebunan) ; Anak domba sebaiknya dipisahkan setelah masa penyapihan ; sebaiknya rumput dipotong pada waktu matahari meninggi, karena larva cacing biasanya sudah di bagian dasar dari rumput ; Domba sebaiknya tidak digembalakan pada waktu pagi/subuh atau petanghari ; sebaiknya domba betina pada waktu beranak dikandangkan untuk mencegah pencemaran pada lapangan dimana banyak tumbuh rumput. Selain itu perlu diperhatikan kebersihan kandang, pemberian makanan yang berkualitas baik, hewan sering dimandikan dan pelaksanaan vaksinasi secara teratur sesuai dengan program pemerintah.</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\">Selain pencegahan dan pengendalian maka bagi ternak yang menderita cacingan dapat di obati dengan obat cacing. Pada kondisi krisis seperti sekarang ini, harga obat racing sangat mahal sehingga tidak terjangkau oleh petani peternak dipedesaan serta sangat terbatasnya ketersediaan dilapangan. Oleh karena itu untuk mensiasati keadaan tersebut perlu diberikan obat obatan tradisional antara lain getah / daun pepaya. Getah pepaya dapat diperoleh dari hampir seluruh bagian pohon pepaya. Getah dapat diperoleh paling banyak dan paling baik mutunya dari buah pepaya yang masih muda. Getah buah pepaya mengandung papain, Kimo papain A, Kimo papain B, papaya peptidase, pektin, D-galaktase dan L-arabinose.</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\">Penyadapan getah pepaya. (1) Buah pepaya muda yang masih menggantung dipohon, ditoreh membujur dengan sedalam 1-5 mm dengan jarak torehan 1 - 2 cm. (2) Waktu penyadapan pukul 06.00-08.00, diulang 4 hari sekali pada buah yang sama. (3) Pada tempat torehan, getah yang keluar ditampung dengan gelas/slat dari plastik yang diikatkan pada buah pepaya dengan selotip. (4) Setiap 100 ml getah yang tertampung ditambah dengan 2 tetes larutan Natrium Bisulfit 30 % untuk mencegah oksidasi. (5)Kemudian Dijemur dibawah sinar matahari atau dioven pada suhu 30 – 60 derajat Celcius sampai kering (6). Getah yang sudah kering dihaluskan menjadi serbuk.</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\">Penggunaan sebagai obat cacing. Dosis (takaran) yang diberikan adalah 1,2 gram/ kg BB, setiap minggu 3 kali pemberian. Serbuk getah pepaya di campur dengan air dengan perbandingan 1 : 5 (1 bagian serbuk dan 5 bagian air) diaduk hingga berbentuk suspensi. Suspensi tersebut diminumkan atau diberikan lewat mulut dengan selang langsung kerumen. Selain getah pepaya yang diambil dari buah pepaya muda, dapat juga perasan daun pepaya dipergunakan sebagai obat cacing tradisional dengan cara sebagai berikut: Ambil 2 sampai 3 lembar daun pepaya (tidak terlalu muda/tua) ; Haluskan daun pepaya tersebut, berikan sedikit air matang/bersih kemudian diperas dan diambil airnya. Minumkan pada ternak kambing/domba sebanyak 2 sampai 3 sendok makan atau disesuaikan dengan berat badan ternak, setiap minggu, 3 kali pemberian.</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\"> </p>