Meningkatkan Kesehatan dan upaya Penurunan Stunting di Desa Jono, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan, DISNAKKAN Kab. Grobogan mengadakan Sosialisasi GEMARIKAN
Cegah stunting dan memastika...
\r\n
Bentuk pelayanan teknis reproduksi dan kesehatan reproduksi ternak sapi dan kerbau yang terpadu untuk mengawal pencapaian outcome GBIB-Gangrep yaitu diperolehnya data kebuntingan ternak yang telah ditangani gangguan reproduksi dan data kelahiran ternak.
\r\n
drh. adreas, drh ais dan kawan kawan dari Dinas Peternakan dan Perikanan kabupaten Grobogan melakukan pengobatan gangguan reproduksi penyakit endometritis pada sapi kelompok binaan Dinas Peternakan dan Perikanan di desa genengsari kec toroh.
\r\n
program penanganan gangguan reproduksi pada ternak sapi/kerbau jantan maupun betina. Yang dimaksud gangguan reproduksi (Gangrep) meliputi perubahan fungsi normal reproduksi baik jantan maupun betina yang disebabkan oleh penyakit infeksius dan non infeksius. Status gangguan reproduksi ditetapkan berdasarkan diagnosa klinis dan/atau laboratoris, antara lain tidak bunting setelah dilakukan IB.
\r\n
infeksi endometrium dan merupakan peradangan uterus yang paling ringan. Endometritis dapat merupakan lesi primer atau kondisinya berkembang secara cepat menjadi peradangan uterus yang lebih berat. Uterus sapi biasanya terkontaminasi dengan berbagai mikroorganisme selama masa puerperium atau masa nifas.
\r\n
Bakteria disingkirkan dari lumen uterus selama minggu-minggu pertama setelah beranak oleh proses fagositosis yang prosesnya dipacu oleh estrogen dan dihambat oleh progesteron. Penyebab utama kejadian edometritis adalah mikroba yang masuk akibat perlakuan IB yang tidak legeartis dan perawatan post partum yang tidak benar. Gejala yang muncul diawali keluarnya leleran yang berbau busuk dan sapi tidak menunjukan estrus. Terapinya tergantung tingkat keparahan dan agen penyebab infeksi.