Meningkatkan Kesehatan dan upaya Penurunan Stunting di Desa Jono, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan, DISNAKKAN Kab. Grobogan mengadakan Sosialisasi GEMARIKAN
Cegah stunting dan memastika...
\r\n<p style=\"text-align: justify;\">Inseminasi buatan (IB) merupakan salah satu cara yang praktis untuk mempercepat terjadinya regenerasi pada hewan. Dengan cara ini, populasi yang diinginkan dapat tercapai dalam waktu yang singkat. Hasil yang diperoleh pun akan lebih unggul, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Metode IB dapat dilakukan pada berbagai jenis hewan ternak. Tidak hanya pada ternak ruminansia saja seperti: sapi, kerbau, kuda, kambing dan sebagainya, akan tetapi juga bisa diterapkan pada hewan unggas, seperti ayam.</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\">Di negara Cina, IB pada unggas sudah dikenal sejak lama. Semula, IB dilaksanakan hanya untuk ternak itik. Kemudian di Eropa, IB dipraktekkan pada angsa. Dalam perkembangannya hingga saat ini sudah jauh dikenal untuk mengembangkan unggas terutama untuk ayam pembibit.</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\">Teknik perkawinan secara IB mutlak diperlukan untuk mempercepat peningkatan populasi ayam, khususnya ayam petelur, pedaging dan ayam kesayangan lainnya. Teknik IB merupakan bagian dari tatalaksana ternak unggas dengan tujuan utama adalah memproduksi anak ayam semaksimal mungkin. Disini ada keterkaitan antara fertilitas, daya tetas dan kemampuan memproduksi anak ayam. Keberhasilan untuk menghasilkan anak ayam yang berkualitas tinggi tidak terlepas dari jumlah anak ayam yang menetas (daya tetas). Sedangkan daya tetas selalu berhubungan dengan fertilitas telur. Tatalaksana dari induk harus dilakukan dengan baik yang meliputi : perkandangan, pemberian pakan, pemilihan bibit dan teknik perkawinan. Dengan tatalaksana yang betul akan menghasilkan fertilitas yang tinggi. Dengan manajemen yang baik maka anak ayam yang dihasilkan kemudian akan digunakan sebagai pengganti induk.</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\">Ada 2 tujuan IB pada ayam yaitu : 1) Mempercepat proses regenerasi dan 2) Mempertahankan sifat keturunan yang baik. Regenerasi pada makhluk hidup selalu terjadi terus menerus dan merupakan fenomena alam. Siklus dari regenerasi pada unggas relatif cepat dibandingkan dengan ternak mamalia. Namun, apabila dibandingkan dengan perkawinan alam ternyata regenerasi ini dapat dipercepat. Dengan cara perkawinan secara alam, tidak dapat dikontrol jumlah sperma yang digunakan dan kurang efisien untuk unggas. Sedangkan dengan adanya IB maka kemampuan pejantan dan betina untuk berkembang biak akan lebih leluasa.</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\">Keberhasilan IB tidak hanya menurunkan jumlah biaya untuk pemeliharaan ayam pembibit tetapi dengan perkawinan ini peternak dapat mempertahankan sifat genetik yang baik dari unggas (ayam) yang dimilikinya. Sifat yang baik dari pejantan dapat dipertahankan kemudian dikembangkan dan disebarluaskan kepada peternak lain yang membutuhkan. Disamping itu dapat mengurangi dan menanggulangi adanya kesulitan kawin karena perbedaan berat badan antara pejantan dan betina, pada perkawinan secara alam dengan sistem pemeliharaan dengan lantai letter (tanah). Pejantan yang unggul tetapi mempunyai berat badan yang besar dan dapat mengawini betina yang proporsi badannya lebih ringan dengan jalan IB. Hal ini berarti sifat genetik yang baik masih tetap dapat disebarluaskan tanpa adanya hambatan perkawinan. Apabila dibandingkan dengan perkawinan secara alam ternyata IB pada unggas memberikan banyak keuntungan. Beberapa diantaranya adalah: 1) Menurunkan jumlah pejantan; 2) Menghemat pakan; 3) Menghemat tempat untuk pemeliharaan ayam pejantan; 4) Meningkatkan fertilitas telur; dan 5) Meningkatkan DOC.</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\">Dalam hal penurunan jumlah pejantan, adalah tidak efisien apabila beternak unggas tidak merencanakan terlebih dahulu jumlah pejantan dan betina yang dipelihara. Perbandingan antara jumlah pejantan dan betina sangat menentukan jumlah keuntungan dari peternak unggas. Pada perkawinan alam, setiap 100 ekor betina membutuhkan 8-10 ekor pejantan. Padahal, pada perkawinan secara IB, pejantan yang dibutuhkan hanya sekitar 3-4 ekor saja. Atau, bisa juga disesuaikan dengan kebutuhan sperma untuk jumlah tertentu dari ayam betina yang dipelihara.</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\">Dalam hal penghematan pakan, ini sangat masuk akal. Sebab, jumlah pejantan yang dipelihara juga berkurang dan tentu saja keuntungan yang diperoleh peternak akan menjadi lebih besar. Demikian juga dalam hal pemeliharaan pejantan pada kandang battery, ternyata lebih menguntungkan sebab mampu menghemat pakan 10% dibandingkan dengan pemeliharaan secara letter. Selanjutnya, dengan berkurangnya jumlah pejantan yang dipelihara berarti mengurangi pula jumlah kebutuhan akan ruangan, tempat dan kandang, sehingga ruangan tersebut dapat digunakan untuk memelihara induk.</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\">Keuntungan berikutnya adalah fertilitas telur jadi meningkat. Kita ketahui bahwa perkawinan secara IB dapat meningkatkan fertilitas telur. Hal ini karena kebutuhan optimal sperma untuk menghasilkan fertilitas yang maksimal dapat dekat secara pasti sejak awal. Penggunaan sperma 100 juta/ml sudah cukup menghasilkan fertilitas lebih dari 95%. Sedangkan dengan kawin alam adalah 78%.</p>\r\n<p style=\"text-align: justify;\">Terakhir, dari sisi peningkatan DOC. Dengan IB, fertilitas akan meningkat sehingga jumlah DOC yang dihasilkan meningkat pula. Peningkatan jumlah DOC dengan metode perkawinan secara IB antara 8-10%.</p>