Meningkatkan Kesehatan dan upaya Penurunan Stunting di Desa Jono, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan, DISNAKKAN Kab. Grobogan mengadakan Sosialisasi GEMARIKAN
Cegah stunting dan memastika...
\r\n
Namun demikian, bahan tersebut kandungan metioninnya rendah sehingga harus dikombinasikan dengan bahan lain yang kandungan metioninnya tinggi, seperti tepung ikan. Pada pakan ayam kampung, bungkil kedelai bisa digunakan sampai 30 persen, tetapi umumnya sekitar 15 persen. Pengolahan bungkil kedelai untuk menjadi pakan ternak hanya perlu melakukan penggilingan untuk memperhalus atau memperkecil ukurannya.
\r\n
Bungkil kelapa
\r\n
Bungkil kelapa merupakan bahan makanan ternak yang cukup tua di Indonesia. Kelemahan bungkil kelapa pada pakan unggas adalah kandungan minyaknya yang terkadang masih tinggi sehingga mudah menjadi tengik. Oleh karena itu, penggunaan bungkil kelapa biasanya disertai dengan obat antijamur dan antioksidan agar pakan tidak tengik.
\r\n
Untuk ayam kampung, bungkil kelapa bisa digunakan sampai 35 persen. Pengolahan bungkil kelapa menjadi pakan ternak hanya perlu melalui proses penggilingan. Tujuannya adalah untuk memperhalus dan memperkecil ukurannya.
\r\n
Tepung daun lamtoro
\r\n
Kandungan protein daun lamtoro sebesar 18,9—23,2 persen. Selain itu, daun lamtoro juga mengandung xantophil sebesar 660 ppm. Tepung daun lamtoro sangat baik digunakan jika peternak menginginkan warna pigmen kuning pada bagian kaki dan kulit ayam.
\r\n
Sayangnya, kandungan serat kasar tepung daun lamtoro tinggi. Selain itu, kandungan mimosinnya juga tinggi sehingga bisa menyebabkan kerontokan bulu. Dengan demikian, penggunaan tepung daun lamtoro sebagai pakan ternak terbatas, yaitu maksimal 5 persen.
\r\n
Pembuatan tepung daun lamtoro diawali dengan memotong kecil-kecil daun lamtoro, kemudian direbus. Selanjutnya, bahan ditiriskan dan dikeringkan. Setelah itu, bahan digiling hingga menjadi tepung.